Indonesia - Survei Surveilans Perilaku 2004
ID Referensi | 01-SSP-2004-M1 |
Tahun | 2004 |
Negara | Indonesia |
Penghasil | Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat - Badan Pusat Statistik |
Sponsor | USAID - - AusAID - - Ditjen PPM & PL - - |
Koleksi | |
Metadata |
![]() ![]() |
dibuat
Feb 20, 2015
Terakhir diubah
Feb 20, 2015
Dilihat
39491
Gambaran
Identifikasi
Nomor ID 01-SSP-2004-M1 |
Versi
Deskripsi Versi
- versi 1.0 (2015-01-30) raw data baruGambaran
Abstrak
Keberhasilan upaya pencegahan infeksi Human Immuno-deficiency Virus (HIV) bergantung pada perubahan perilaku berisiko, dari risiko tinggi ke risiko yang lebih rendah. Perubahan ini antara lain mencakup peningkatan penggunaan kondom dan pengurangan jumlah pasangan seksual di antara mereka yang aktif secara seksual, penurunan pemakaian bersama/bergantian alat/jarum suntik pada kelompok pemakai narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya (narkoba), dan penundaan hubungan seksual pertama kali pada kalangan remaja.Dengan semakin meluasnya penyebaran HIV di banyak negara, termasuk di Indonesia, upaya pencegahan semakin mengarah pada upaya perubahan perilaku. Oleh karena itu diperlukan informasi tentang perubahan perilaku yang dapat dijadikan dasar dalam memandu keberhasilan perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan program intervensi.
Pengalaman Survei Surveilans Perilaku (SSP) pada beberapa kelompok populasi tertentu risiko tinggi di beberapa kota Indonesia (1996-2000) oleh Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (Puslitkes-UI) memberikan pemahaman perlunya program pencegahan HIV yang lebih intensif dan berkelanjutan dalam kegiatan dan lebih ekstensif dalam cakupan.
SSP memanfaatkan metode survei yang dilakukan berulang untuk memantau dari waktu ke waktu perilaku berisiko HIV pada kelompok-kelompok risiko tinggi, termasuk penjaja seks dan pelanggannya, pria yang berhubungan seks dengan pria, dan pengguna narkoba suntik. SSP merupakan salah satu komponen dari sistem surveilans HIV generasi kedua, termasuk surveilans serologik HIV, surveilans IMS (infeksi menular seksual), surveilans perilaku, pelaporan kasus HIV/AIDS, dan sumber-sumber data terkait yang lain.
Secara ringkas SSP 2004/2005 bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku kelompok sasaran berkaitan dengan penyebaran HIV/AIDS dan memantau perubahan-perubahan perilaku setiap kelompok sasaran, dan perilaku kelompok berisiko secara umum.
SSP 2004/2005 ditujukan pada kelompok populasi berisiko tertular HIV/AIDS, yaitu pada kelompok WPS, pria yang potensial menjadi pelanggan WPS, pria yang berhubungan seks dengan pria (gay), Waria, dan Penasun dan direncanakan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap.
Untuk kelompok WPS dan pria yang potensial menjadi pelanggan WPS, tahap pertama dilaksanakan pada tahun 2004 di 7 (tujuh) propinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara, tahap kedua di propinsi Papua, dan tahap 3 dilaksanakan pada tahun 2005 di 5 (lima) propinsi, yaitu Sumatera Selatan, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Cakupan wilayah lokasi kabupaten/kota sama seperti SSP 2002, kecuali Jawa Tengah diperluas termasuk Kabupaten Kendal untuk kelompok sasaran sopir/kernet truk. Perluasan ini berdasarkan masukan dari hasil SSP sebelumnya, yaitu sopir/kernet truk di Kota Semarang banyak yang mengendarai truk boks bukan truk antar kota, dan mereka kurang berisiko tertular HIV.
Kelompok sasaran yang telah disurvei pada SSP 2002 kembali menjadi cakupan SSP 2004/2005, kecuali di Jawa Barat, yaitu kelompok sasaran nelayan diganti dengan buruh pabrik, karena pada umumnya nelayan yang menjadi kelompok sasaran SSP 2002 di Kabupaten Karawang adalah nelayan lokal yang umumnya berisiko rendah terjangkit HIV.
Populasi sasaran SSP 2004/2005 adalah populasi pria dewasa dan wanita yang berisiko tinggi terjangkit HIV. Kelompok tersebut memungkinkan mempunyai konstribusi lebih besar terhadap penyebaran HIV dibanding kelompok masyarakat lainnya. Kelompok pria dewasa yang berisiko tinggi terjangkit HIV pada umumnya adalah pria pelanggan pekerja seks (mereka yang bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain karena bidang pekerjaan, seperti pelaut, nelayan, sopir dan kernet truk angkutan antar kota), sedangkan kelompok wanita dewasa adalah mereka yang bekerja sebagai penjaja seks.
Untuk kelompok pria yang berhubungan seks dengan pria (gay), dan Waria, tahap pertama dilaksanakan pada tahun 2004 di 2 (dua) propinsi, yaitu DKI Jakarta dan Jawa Timur, sedangkan untuk tahap kedua direncanakan dilaksanakan pada awal tahun 2005 di 2 (dua) propinsi, yaitu Riau dan Jawa Barat.
Berdasarkan kontribusinya terhadap epidemi HIV, populasi sasaran SSP tersebut dikelompokkan menjadi:
a. Wanita Penjaja Seks (WPS) Langsung adalah wanita yang beroperasi secara terbuka sebagai penjaja seks komersial.
b. WPS Tidak Langsung adalah wanita yang beroperasi secara terselubung sebagai penjaja seks komersial, yang biasanya bekerja pada bidang-bidang pekerjaan tertentu.
c. Sopir truk dan kernetnya adalah mereka yang bekerja sebagai supir atau kernet truk antar kota.
d. Tukang ojek adalah mereka yang bekerja sebagai tukang ojek.
e. Pelaut dan nelayan. Pelaut adalah mereka yang bekerja sebagai anak buah kapal barang atau penumpang. Nelayan adalah mereka yang pekerjaan teraturnya mencari ikan di laut dan tidak setiap hari pulang ke rumah.
f. Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) adalah mereka yang bekerja sebagai pekerja bongkar muat barang di pelabuhan laut.
g. Lelaki Suka Lelaki (Gay) adalah pria yang mengakui dirinya sebagai orang yang biseksual/homoseksual atau self identified bisexual/homosexual (SIBH). Termasuk yang dicakup pada kelompok ini adalah pria penjaja seks (kucing) adalah pria yang menerima imbalan baik berupa uang maupun barang untuk berhubungan seks dengan pria.
h. Waria yang dicakup di sini adalah waria yang menjajakan seks.
Besarnya sampel dalam setiap kelompok sasaran dirancang untuk menggambarkan ciri-ciri perilaku setiap kelompok sasaran dan diharapkan dapat mengukur perubahan perilaku pada survei berikutnya. Pada kelompok berisiko tinggi, besarnya sampel yang memadai untuk interpretasi perubahan adalah sebesar 400 responden. Apabila sampel sebesar 400 responden tidak memungkinkan, maka sampel sebesar 200 - 300 responden masih dapat memadai dari sisi kecukupan sampel.
i. Remaja
j. Buruh
k. PNS
l. Pengguna Napza Suntik
Jenis Data
Sampel ProbabilitasUnit Analisis
individuRuang Lingkup
Catatan
Badan Pusat Statistik pertama kali menyelenggarakan Survei Surveilans Perilaku (SSP) pada tahun 2002/2003 mencakup 12 lokasi (kabupaten/kota) di 10 propinsi yang menjadi target wilayah kerja Family Health International (FHI)/Aksi Stop AIDS (ASA) dan 3 propinsi yang menjadi target wilayah kerja Indonesia HIV/AIDS Prevention and Care Project (IHPCP). Secara teknis penyelenggaraan SSP 2002/2003 dibantu oleh Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (Dit P2ML)-Ditjen PPM & PL, FHI/ASA dan IHPCP. Bantuan juga diperoleh dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di tingkat pusat, dan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) di tingkat propinsi dan kabupaten/kota.Untuk penyelenggaraan SSP 2004/2005 Badan Pusat Statistik kembali dibantu oleh Dit. P2ML, FHI/ ASA dan IHPCP. Selain itu, dengan akan dicakupnya beberapa kelompok sasaran lain yang relatif lebih sulit untuk disurvei maka penyelenggaraan SSP 2004/2005 direncanakan juga dibantu oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berkecimpung dengan upaya pembinaan kelompok sasaran.
Sebagaimana SSP 2002/2003, SSP 2004/2005 juga dilaksanakan secara bertahap. Untuk tahun 2004, daerah yang telah dicakup adalah Sumatera Utara, Riau (Kepulauan Riau), Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat (Karawang-Bekasi), Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Riau (Batam), Jawa Barat (Bandung), dan Papua (Jayapura, Merauke, dan Sorong) dan sisanya yaitu Sumatera Selatan, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan akan dicakup pada tahun 2005.
Topics
Topik | Kosakata | URI |
---|---|---|
HIV/AIDS |
Keywords
kondom, HIV/AIDS, Penyakit kelamin, Kucing, gay, WPS, PNS, waria, remaja, penasun, suntik, napza, narkoba, pria, seks, anal, pasangan, tes HIV, konselling, pelicin, wanita, vaginal, oral, penetrasi, IMS, alkohol, sodomi, surveilans, perilaku, buruhCakupan
Cakupan Geografis (1)
Sebagian Wilayah Idonesia, sebutkan :Cakupan Geografis (2)
Sumatera Utara, Riau, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Irian Jaya Barat, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua.Geographic Unit
Rancangan penyajian : NasionalPopulasi
Populasi sasaran SSP dikelompokkan menjadi:a. Wanita Penjaja Seks (WPS)
b. Sopir truk dan kernetnya adalah mereka yang bekerja sebagai supir atau kernet truk antar kota.
c. Tukang ojek adalah mereka yang bekerja sebagai tukang ojek.
d. Pelaut dan nelayan. Pelaut adalah mereka yang bekerja sebagai anak buah kapal barang atau penumpang. Nelayan adalah mereka yang pekerjaan teraturnya mencari ikan di laut dan tidak setiap hari pulang ke rumah.
e. Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) adalah mereka yang bekerja sebagai pekerja bongkar muat barang di pelabuhan laut.
f. Lelaki Suka Lelaki (Gay) adalah pria yang mengakui dirinya sebagai orang yang biseksual/homoseksual atau self identified bisexual/homosexual (SIBH). Termasuk yang dicakup pada kelompok ini adalah pria penjaja seks (kucing) adalah pria yang menerima imbalan baik berupa uang maupun barang untuk berhubungan seks dengan pria.
g. Waria yang dicakup di sini adalah waria yang menjajakan seks.
h. Kelompok Pengguna Narkoba Suntik
i. Kelompok Remaja
j. Kelompok Pegawai Negeri Sipil di Propinsi Papua
k. Kelompok buruh di Kabupaten Karawang Jawa Barat
Penghasil dan Sponsor
Penanggung Jawab Utama
Nama | Afiliasi |
---|---|
Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat | Badan Pusat Statistik |
Prosedur lainnya
Nama | Afiliasi | Role |
---|---|---|
Sub Direktorat Statistik Kesehatan dan Perumahan | Badan Pusat Statistik |
Pendanaan
Nama | Singkatan | Role |
---|---|---|
USAID | ||
AusAID | ||
Ditjen PPM & PL |
Produksi Metadata
Metadata Dibuat Oleh
Nama | Singkatan | Afiliasi | Role |
---|---|---|---|
Indah Supriastuti | IS | Sub Direktorat Pengelolaan Teknologi Informasi | Membuat Deskripsi Metadata, Deskripsi Kegiatan, Datasets, dan External Resources |
Tanggal Produksi Metadata
2015-01-30Versi Dokumen DDI
- versi 1.0 (2015-01-30) metadata baruIdentitas Dokumen DDI
DDI-01-SSP-2004-M1-BPS